Rabu, 03 Juli 2013

Aksi Nyata Untuk Merawat Bumi Tercinta

Sampah merupakan sebuah masalah yang sudah tidak asing lagi di kehidupan kita, terutama di negara-negara berkembang seperti Indonesia. Rata - rata perharinya kota - kota besar di Indonesia menghasilkan puluhan ton sampah. Sampah - smapah tersebut biasanya diangkt oleh truk - truk khusus ke tempat yang telah disediakan tanpa diapa-apakan lagi. Lalu sampah - sampah ini terus menumpuk hingga menjadi bukit sampah yang sering kita lihat.

Bukit sampah tersebut sudah tentu akan mengganggu penduduk di sekitar dan menggangu panorama keindahan alam. Selain itu bukit sampah menjadi tempat hinggapnya lalat yang dapat menyebarkan wabah penyakit.

Berdasarkan data koresponden hasil angket yang saya sebar kepada 30 siswa di sekolah saya, jumlah sampah yang dihasilkan perharinya, kira-kira 1-2 kantong kresek ukuran sedang sebanyak 63% dengan jumlah perbandingan jumlah sampah organik 53% dan sampah platik 47%. Wahhh banyak sekalii kan?

Melihat data tersebut saya bersama 5 teman saya ( duta sanitasi Banten ) tergerak untuk membiasakan diri mulai dari hal yang kecil namun berdampak berdampak besar bagi lingkungan. Salah satunya dengan membuang sampah pada tempatnya sesuai dengan jenis sampah tersebut. Lalu menerapkan gerakan 3R,

3R yaitu: Reduce ( mengurangi ), Reuse ( menggunakan kembali ), Recycle ( mendaur ulang ).

Reduce artinya kita dapat menngurangi pemakaian barang - barang yang berpotensi menjadi sampah. Contoh yang telah saya terapkan dikehidupan sehari-hari adalah membawa saputangan kemanapun saya pergi, bertujuan untuk mengurangi penggunaan tissue dan membawa tas kain ketika berbelanja di warung / supermarket bertujuan untuk mengurangi penggunaan kantong plastik.

Reuse artinya kita dapat menggunakan kembali barang yang telah dipakai. Contohnya menggunakan botol plastik bekas air mineral untuk diisi ulang, dengan catetan tidak boleh lebih dari 3x karena dapat mengganggu kesehatan.

Recycle artinya kita dapat mendaur ulang barang - barang bekas yang sudah tidak mempunai nilai ekonomis agar memiliki nilai guna dan harga jual lebih tinggi. Contohnya membuat hiasan jendela dari sampah sedotan dan sampah botol bekas minuman, membuat tas dari kardus bekas pasta gigi dan bungkus kopi, serta membuat bingkai foto dengan stik es krim.

Selain itu saya selaku pengurus OSIS juga polisi sampah bersama teman - teman melakukan gerakan SMS ( Suka Menabung Sampah ). Setiap harinya saya bersama teman - teman mengumpulkan sampah berupa botol plastik ke tempat yang telah disediakan. Lalu setiap minggunya kami menjualnya ke pengepul sampah, yang nanti keuntungannya dijadikan untuk pemasukan uang kas OSIS.

Kemudian, setiap hari selasa saya bersama tim BIOLOGY CLUB di sekolah saya, membuat eco enzyme ( cairan hasil fermentasi sampah sayuran, kulit buah, gula jawa, dan air yang dapat dijadikan pengganti deterjen namun ramah lingkungan ) dan saya mencoba mensosialisasikannya ke warga sekolah dengan cara obrolan ringan serta penyuluhan keliling kelas.

Dari aksi aksi saya tersebut tentu tidak terlepas dari kendala, karena masih banyak teman saya yang kurang peduli terhadap sanitasi lingkungan, namun dengan berjalannya waktu teman teman saya mulai terbiasa untuk merubah perilaku tersebut.

Nah dari semua usaha yang saya lakukan, saya mulai mengerti, bahwa semuanya tertuju pada satu kesimpulan.

Tidak cukup sejuta ide yang membanggakan
Tidak cukup slogan yang hanya menjadi himbauan
Tidak cukup gambar yang hanya menjadi pajangan
Tapi yang kita butuhkan adalah...........
Nurani yang disatukan untuk negri ini
Selagi harapan masih membutuhkan perjuangan......
Saat itulah aku percaya, bahwa aksi nyata memiliki keajaiban yang lebih dari sekedar kata-kata! :)

Agen perubahaann??????????? TALK LESS DO MORE AND DO IT RIGHT NOW!

MARI KITA BERSAMA PEDULI SANITASI DAN AIR MINUM  :D